Senin, 31 Januari 2011

What PSO isn´t:

PSO is not a temporary fashion trend.
PSO bukan tren fashion musiman
 
PSO is neither a data format, nor software that can be installed out of the box by just double clicking on it.
PSO bukan format data, juga bukan perangkat ringan yang dapat di-instal dan dijalankan dengan meng-klik ganda ikon nya

PSO is no system setting that works automatically after installing it once.
PSO bukan setelan pada suatu sistem yang dapat bekerja secara otomatis setelah sekali dipasang

PSO is no workflow system.
PSO bukan sistem alur kerja

PSO does NOT restrict the quality that can be achieved.
PSO tidak membatasi mutu yang dapat dicapai

PSO also is not the minimum standard of quality that can be reached with existing Machinery.
PSO juga bukan standar mutu minimal yang dapat dicapai dengan mesin yang ada


<dikutif dari materi pelatihan UGRA Certified Expert>

Selasa, 25 Januari 2011

Peta menuju PSO/ISO 12647-2, Standar Mutu Cetak

Banyak orang bicara tentang Standar Mutu Cetak, sebagian mempersoalkan standar mana yang paling tepat dan benar yang perlu diterapkan di industri percetakan, apakah PSO/ISO 12647-2 yang dipromosikan oleh UGRA, FOGRA dan BvDM, apakah G7 yang dipromosikan oleh IDEAliance ataukah PSA yang baru saja dipromosikan oleh Robert Chung dari Rochester Institute of Technology?....

ISO 12647-2 - Target pencapaian
Apabila kita perhatikan, semua standar yang diperkenalkan berorientasikan pada pencapaian standar mutu cetak ISO 12647-2. Kalau begitu yang paling penting adalah memberikan hasil cetak sesuai standar ISO 12647-2 kepada pelanggan.
ISO 12647-2 mentargetkan warna primer (nilai CIEL*a*b* dengan toleransi, deviasi dan variasi) , peningkatan nilai nada atau juga dikenal dengan TVI (tone value increase) dan jarak TVI untuk warna-warna CMY yang dikenal dengan Spread.
Benarkah demikian?... karena ada beberapa orang yang berpandangan seperti ini, maka mereka mencoba mencetak dengan berbagai macam cara, bahkan rela mengeluarkan biaya investasi yang tidak sedikit agar percetakannya dapat meraih selembar sertifikat yang menyatakan bahwa hasil cetaknya sesuai dengan target yang tertera di ISO 12647-2.
Lalu apa hubungannya dengan PSO, G7 atau PSA?... ketiganya dipercaya sebagai metode/proses yang ditawarkan agar manajemen produksi dapat mencetak sesuai dengan ISO 12647-2

ISO 12647-2 - Bukan Mutu Cetak untuk Pelanggan
Perkiraan bahwa hasil cetak harus disesuaikan dengan target pencapaian yang tertera di ISO 12647-2 adalah sebuah ilusi belaka, hanya akan menimbulkan kesalah-pahaman yang lebih mendalam, karena sebenarnya Mutu Cetak bukan pencapaian nilai-nilai yang tertera di ISO 12647-2.
Mutu sejak dulu didefinisikan sebagai pencapaian apa yang diinginkan oleh Pelanggan, indikator pencapaian mutu adalah Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Kalau demikian kita bisa mencetak asal-asalan yang penting Pelanggan puas..... lalu bagaimanakah kalau pelanggan tidak/belum puas? bagaimana memuaskan mereka? secara intuitif kita bisa meneruskan ke segala versi cerita...
Beginilah akibatnya apabila semua tidak paham apa mutu cetak sebenarnya?

Mutu adalah sesuatu yang kualitatif, memang mengukur kepuasan pelanggan tidak ada rumusnya juga tidak ada alatnya; Yang bisa dilihat hanyalah raut wajah Pelanggan....puas atau tidak puas, komplain atau tidak....
Mungkinkah kita bisa mencoba berbuat seperti penjual kain atau daging di pasar? Kalau pelanggan minta kain 1m kita potong kain 1m, kalau pelanggan minta daging 1kg kita timbang daging 1kg, tidak/jarang pelanggan mengeluh karena mereka paham dengan 1m dan 1kg. Sebagai Percetakan cobalah menawarkan ke Pelanggan dengan satuan warna? .... tidak mudah bukan?

ISO 12647-2 - Daftar Menu Percetakan
Saya mencoba menjadi seorang Pelanggan yang mau mencari makanan untuk kita sendiri, karena uang di saku pas-pasan, sayapun berjalan ke Warung Nasi Padang sambil mengira-ngira harga makanan yang saya pilih sambil perasaan masih deg-degan apakah lauk yang saya ambil masih bisa saya bayar dengan uang yang ada di saku?
Jadi yang kita pilih apa yang kita lihat (lauk yang disajikan).
Beberapa hari kemudian saya mencoba mentraktir rekanan saya makan malam di restoran, disini ada menu makanan yang dapat kita pilih, meskipun harganya relatif mahal, namun kita sudah tahu apa yang bakal disajikan (terlepas dari enak atau tidak). Saya perlu menjamu rekan saya di restoran karena saya ingin mendapatkan level standar yang mungkin dikenal oleh rekanan saya tersebut.

Kembali ke percetakan.... ISO 12647-2 jelas adalah menu yang dapat disajikan kepada Pelanggan, tetapi harus diingat bahwa tidak semua jenis materi cetakan ada di ISO 12647-2, perlu suatu improvisasi agar percetakan dapat menyajikan menu lebih dari sekadar ISO 12647-2.
Dan seperti di masak-memasak, bahan masakan, cara masak dan bahkan cara menyajikan merupakan rahasia dibalik mutu makanan yang dimasak; di percetakan materi cetak, proses produksi dan manajemen produksi adalah kunci sukses pencapaian ISO 12647-2.

ISO 12647-2 - Peta Pencapaiannya
Materi Cetak, Proses Produksi dan Manajemen Produksi adalah kunci sukses pencapaian ISO 12647-2. Pertama kita pemilihan materi cetak yang (paling mendekati) standar seperti fountain solution, IPA, air baku, tinta cetak yang bersertifikasi ISO 2846-1 dan warna kertas (L* = 95, a* = 0 dan b* = -2). Kedua kita perlu memastikan bahwa semua peralatan yang dipergunakan masih terkalibrasi dan terkontrol baik di proses pracetak maupun pencetakan.
Dan terakhir manajemen produksi dapat terlaksana dengan baik apabila ada sistem yang baik, keterlibatan semua staf dan tentu saja kompetensi SDM harus memadai.

Untuk itu ATGMI merekomendasikan untuk mengikuti modul-modul pelatihan dan lokakarya yang dapat meningkatkan kompetensi SDM percetakan yang sekaligus merupakan kerangka dasar menuju pencapaian PSO/ISO 12647-2 (lihat: Agenda Program). Modul-modul tersebut antara lain:
- SFD : Standar File Design
- PRE : Pracetak
- CMW : Color Management System
- IWB : Ink Water Balance
- SOC : Standar Operasi Cetak
- SPC : Standar Praktek Cetak
dan masih ada acara untuk berkonsultasi di:
- CAA : Curhatan Ala ATGMI

Semoga tulisan ini dapat memberi gambaran apa dan bagaimana kita membuat menu yang dapat memenuhi selera Pelanggan, karena kita ingin hasil produksi kita bermutu.
.... yang penting... customer hepi ....


Summary
Many people still assume that achieving aimed values corresponding to ISO 12647-2 is the quality of a printing result. In fact the definition of the quality remain the same, namely fulfillness of the customer’s requirement.
All existing standards e.g. PSO, G7 and PSA are stressing for controlling the process of the printing production, which believed could deliver the aimed target values for the printing result. ATGMI introduce the PSO/ISO 12647-2 and recommend for participating such trainings and workshops which improve the competencies e.g.: SFD, PRE, CMW, IWB, SOC and SPC. (ATGMI's Calendar of Events)


... NO COMPLAINT HIGH PROFIT...

Sabtu, 08 Januari 2011

Luar Biasa: Bertemu dengan Orang Besar di Industri Grafika Indonesia

Presentasi Manfaat Penerapan Standar Proses Cetak UGRA PSO/ISO 12647-2
Moderator: Marchadi Arya Wira (Artha Graphics)
Chandra Devi Firdaus (Wadah Makmur), .... & Teguh Wibisana (M&A Print Supply), Herlim Kang (Asia Cemerlang Perdana), Djulwardi Lie (Media Grafindo)
DIC Graphics: Riana Husen, Jusuf Kristanto, Kentaro Egawa, Masuyoshi Iwata & Naoki Kato (Dainippon Printing Indonesia), Ko Chin Khun (Citra Grafika Pratama) didampingi oleh Endang Kusnadi (Sigma)
Surya Palacejaya: Aji Sangabuana (DIC Graphics), Lim Ko Ciu (Double Fish), Zulkifli (Sakata Inx/Eizo)
Belakang: Marchadi Arya Wira (Artha Graphics), Muhamad Said (Indonesia Graphics), Erwin Widmer (UGRA), Endang Kusnadi (Sigma), Fathoni Tamzis (ATGMI) & Depan: Herman Pratomo (ATGMI), Iwan Gunawan (Rekso Group), Hartawan Djajakirana (Citra Grafika Pratama), Urip Kurnia (Sakata Inx), Gunawan & Herdian Hendrawidjaja (Setia Usaha) mengapit Clay Wala (Ganitri)

Cemani Toka: Zufrini, Buldamsyah, Djodi Siswanto, ibu Yani menemani pak Sofian Ishak dari Padama Label, pak Hutapea & putranya Togu dari Tugu Pakulonan
Penyerahan sertifikat ISO 2846- 1 oleh
Mr. Erwin Widmer kepada Bpk Jusuf K (DIC Graphics)
Penyerahan sertifikat ISO 2846- 1 oleh
 Mr. Erwin Widmer kepada Bpk Urip Kurnia (Sakata Inx)
Penyerahan sertifikat ISO 2846- 1 oleh 
Mr. Erwin Widmer kepada Bpk Buldamsyah (Cemani Toka)
more pictures

Jumat, 07 Januari 2011

Luar Biasa: Bertemu dengan Orang Besar di Industri Grafika Indonesia

Kemarin Sore, tepatnya Kamis 6 Januari 2011 pk. 18.30 di ruang Seruni Hotel Santika di bilangan Slipi Jakarta telah diselenggarakan acara yang namanya unik yaitu Convivial Dinner dari ATGMI.
Acara "makan malam ramah tamah" ini sebenarnya merupakan acara syukuran menyambut Tahun Baru 2011, ulang tahun pertama ATGMI, ungkapan terima kasih berbagai pihak yang telah mendukung ATGMI dan penyerahan sertifikat ISO 2846-1 (Standar Mutu Warna Tinta Cetak Offset).

Acaranya sangat sederhana, dalam waktu kurang lebih 1 jam bergiliran saya sebagai ketua umum ATGMI, pak Clay Wala sebagai ketua komisi teknik, pak Fathoni Tamzis sebagai ketua komisi standar dan mr. Erwin Widmer sebagai direktur utama UGRA, Swiss. Isi presentasi yang standar tentang standar (mutu cetak PSO/ISO 12647-2). Jadi tidak ada yang luar biasa.

Baru setelah itu acara yang luar biasa dilaksanakan yaitu Penyerahan Sertifikat ISO 2846-1 kepada pak Jusuf Kristanto selaku Managing Director DIC Graphic Indonesia, pak Urip Kurnia selaku Managing Director Sakata Inx Indonesia sekaligus ketua umum PITTSINDO (Persatuan Industri Tinta Cetak Seluruh Indonesia) dan pak Buldamsyah selaku Managing Director Cemani Toka oleh mr. Erwin Widmer sendiri.
(Tinta Cetak sesuai ISO 2846-1 merupakan salah satu persyaratan dalam audit sertifikasi UGRA PSO/ISO 12647-2)

Dan yang lebih luar biasa adalah kesempatan bertemu dan berbincang bincang bak reuni dengan Orang Besar di industri grafika yang kita cintai ini, sebut saja pak Teguh Wibisana dan putrinya Sita yang cantik dari Katsura Rubber, pak Lim Ko Ciu dari Double Fish, pak Hutapea dan putranya Togu dari Tugu Pakulonan, pak Sofian Ishak dari Padama Label, pak Naoki Kato dari Dainippon Printing, pak Iwan Gunawan dari Rekso Group, pak Herdian dan pak Gunawan dari Setia Usaha, pak Herlim Kang dari Asia Cemerlang, pak Iwan dai Printindo, pak Hartawan Djajakirana dan pak Chin Khun dari Citra Grafika Pratama, teman-teman yang biasanya sibuk luar biasa menyempatkan hadir: ibu Riana Husen, pak Aji Sangabuana pak Djodi Siswanto, pak Zulkifli, ibu Zufrini, ibu Yani, team ATGMI komplit ada pak Endang Kusnadi, ibu Devi, pak Djulwardi Lie, pak Marchadi, pak M. Said, dan lainnya yang semuanya luar biasa.

Saya merasa bahagia sekali bahwa cita-cita untuk meningkatkan mutu industri grafika nasional langkah demi langkah dapat dilakukan dengan baik, mulai dari seminar, pelatihan, lokakarya, konsultasi, dan audit sertifikasi UGRA PSO/ISO 12647-2 (di Citra Grafindo Pratama dan Gramedia Percetakan Unit Cikarang) juga telah dilakukan oleh ATGMI dalam usianya 1 tahun ini.
Dan senang sekali bahwa apa yang telah dilakukan juga sesuai dengan keinginan semua teman-teman di industri, tercermin dari dukungan yang telah diberikan baik dalam bentuk material maupun moril; 
ungkapan rasa apresiasi ingin diucapakan juga kepada pak Djoko Hartanto Concept Media, pak Pramudji Suginawan Surya Palacejaya, pak Yugo Martono Bright Arts dan pak Januar Kwan Raster Indah Graphics yang sayang tidak sempat hadir ....

TERIMA KASIH
foto dokumentasi

Appendix: perbedaan antara ISO 2846 dengan ISO 12647